JOGJA, iseijogja.org – Aksi unjuk rasa di berbagai wilayah telah terjadi pada hari Jumat (29/08/25). Penyampaian aspirasi tersebut diikuti dengan kericuhan yang melumpuhkan transportasi umum hingga kerusakan fasilitas publik. Kejadian tersebut juga menyebabkan ditundanya beberapa kegiatan uang dilakukan oleh masyarakat dan pihak lainnya.
Banyak pihak menyatakan jika aksi unjuk rasa tersebut berlanjut maka akan menggangu aktivitas bisnis dan ekonomi yang berujung melambatnya roda ekonomi. Aksi unjuk rasa yang berlangsung hari Senin (25/08/25) sampai Jumat (29/08/25) tidak berlanjut dan mereda. Berikut komentar dan pelaku pengusaha yang terkait dengan kegiatan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dari beberapa hasil kajian, unjuk rasa yang berkepanjangan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan pariwisata. Dampak tersebut antara lain: (1) menurunkan minat wisatawan. Ketidakpastian politik atau keamanan yang disebabkan oleh unjuk rasa dapat membuat wisatawan membatalkan rencana perjalanan mereka. (2) Merugikan pelaku usaha. Aksi demonstrasi dapat menghambat operasional jasa transportasi yang berujung pada kerugian finansial pengusaha pariwisata. (3) Citra gegatif destinasi. Pemberitaan mengenai aksi unjuk rasa dapat merusak citra suatu daerah sebagai destinasi yang aman dan nyaman untuk berwisata.
Bogat AR (Dirut PT. Saraswanti Indoland Develoment, Tbk.) pengelola The Mataram City, Hotel dan Convention Center, Yogyakarta menyatakan jika aksi unjuk rasa berkepanjangan maka kegiatan pariwisata, termasuk MICE, akan turun secara signifikan atau nyata.
Menurut Bogat, rasa tidak aman dan tidak nyaman menyebabkan orang untuk memilih tinggal di rumah saja. Sebagian orang malah mulai ke luar negeri. Terminal internasional di bandara menunjukkan peningkatan jumlah orang ke luar negeri. Rasa tidak aman dan tidak nyaman mendorong orang untuk menempatkan pariwisata sebagai pilihan yang tidak bersifat prioritas. “Kegiatan MICE dari Perusahaan maupun pemerintahan ditunda”, ungkap Bogat AR yang juga Wakil Ketua ISEI Cabang Yogyakarta.
“Info dari beberapa anggota ASITA, pelanggan menunda kinjungan wisatanya ke DIY”, jelas Edwin Ismedi Hima (Ketua ASITA DIY). Menurut Edwin, pada saat ini GIPI DIY sedang melakukan survei terkait dampak aksi unjuk rasa yang diikuti dengan kerusuhan terhadap usaha atau bisnis pariwisata.
Edwin menjelaskan unjuk rasa yang rusuh di Jakarta dan kota lainnya juga akan berdampak pada kegiatan pariwisata di DIY. Beberapa client wisatawan dan rekan kerja mancanegara juga telah mengontak Edwin ewat email yang menanyakan informasi terkini pasca aksi unjuk rasa. “It’s too early to cancel anything right now. Let’s just wait and see. And meanwhile, we will do anything within the limit of our power to help calm things down and make sure everything will be as safe as possible for you to travel“, jelas Edwin yang juga Pengurus GIPI DIY dan KADIN DIY.
Arief Effendi
“Tamu di hotel saya turun sampai 50%”, jelas Arif Effendi (Pengelola/Owner Hotel Neo Maliboro). Menurut Arif, menurunnya tamu tersebut terjadi pada saat periode terjadinya unjuk rasa (25-29 Agustus 2025). Selanjutnya pada pasca-unjuk rasa (Sabtu-Minggu, 30-31 Agustus 2025), jumlah tamu mulai merangkak naik lagi. “Saya berharap liburan Maulid Nabi (long weekend) jumlah tamu hotel menjadi normal dan bahkan meningkat”, harap Arif yang juga Pengurus KADIN DIY dan PHRI DIY (Jumat, 05/09/25).
Hantoro (Pengurus KADIN DIY) berharap aksi unjuk rasa yang diikuti kericuhan tidak berulang dan seharusnya dapat berjalan tanpa kerusuhan. “Sebetulnya unjuk rasa terjadi karena kebuntuan aspirasi masyarakat kepada DPR dan Pemerintah”, jelas Hantoro yang juga pengusaha bus pariwisata. Menurut Hantoro, unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa, serikat pekerja, komunitas ojol dan lapisan masyarakat untuk menyuarakan terjadinya ketimpangan dan ketidakadilan. Bahkan ada tuntutan 17+8 yang perlu direspon oleh DPR dan Pemerintah. “Saya bersyukur aksi unjuk rasa telah mereda dan tidak berkepanjangan”, ungkap Hantoro (Pemilik Gege Transport) akhir minggu lalu (Sabtu, 06/09/25).







