Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Infrastruktur Pameran di Yogyakarta

JOGJA, iseijogja.org – Kota Yogyakarta dan sekitarnya atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah tujuan untuk kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition).

Endro Wardoyo (Ketua ASPERAPI DIY)

JOGJA, iseijogja.org – Kota Yogyakarta dan sekitarnya atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah tujuan untuk kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition). Industri MICE ini penting untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi lokal karena mendatangkan wisatawan bisnis dan mendukung sektor terkait seperti akomodasi, transportasi, komunikasi serta makanan dan minuman.

Industri MICE memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata, baik di wilayah DIY. Indonesia juga memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industri MICE, terutama dengan memanfaatkan keunikan budaya, alam, dan infrastruktur yang ada, serta dukungan pemerintah daerah dan pusat.

Terkait dengan industri MICE di DIY, kebijakan efisiensi APBN/APBD yang diterapkan oleh pemerintah pusat dan daerah, tentu berdampak negatif terhadap industri tersebut. Dampak tersebut sangat signifikan khususnya untuk event meeting (rapat, pertemuan dan sejenisnya) dan event conference (konferensi, lokakarya dan sejenisnya) yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat (kementerian/lembaga) dan pemerintah daerah (organisasi perangkat daerah).

Untuk event exhibition (pameran) di DIY, nampaknya tetap dapat berjalan seperti tahun yang lalu. “Tahun 2025 ini, Jogja Expo Center sudah terjadwal 98 kegiatan pameran skala daerah, nasional dan internasional”, ungkap Endro Wardoyo (Pengelola/Manajemen JEC). Dengan demikian, di JEC setidaknya ada 4 kegiatan pameran per minggu. “Jumlah event pameran  tahun ini tidak berbeda nyata dengan jumlah pameran tahun lalu”, jelas Endro yang juga Ketua ASPERAPI (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia) DIY.

Menurut Indonesia, JEC merupakan tempat pameran terluas di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Saat ini JEC mempunyai 3 hall indoor, yaitu: (1) Grand Bima Hall (8.460 m2), (2) Arjuna Hall (1.066 m2), dan (3) Yudhistira Hall (882 m2). Disamping itu, juga tersedia fasilitas outdoor dengan area seluas 10.000 m2. “JEC juga didukung fasilitas parkir dan pendukung lainnya yang memadai”, jelas Endro yang sebelumnya pernah menjadi Ketua Asmindo (Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia) DIY.

Kota Yogyakarta dan sekitarnya (Bantul dan Sleman) dari sisi lokasi juga mudah dijangkau dengan  berbagai moda transportasi, baik angkutan udara (Bandara YIA), kereta api (Stasiun Tugu), bus (Terminal Giwangan) maupun kendaraan pribadi. “Lokasi JEC juga dekat dengan fasilitas hotel bintang dan penginapan lainnya”, jelas Endro Wardoyo.

Endro berharap pembangunan jalan tol menghubungkan Bandra YIA menuju Kota Yogyakarta segera dapat direalisasikan. Di samping itu, Endro juga berharap pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta dan Yogyakarta-Solo juga segera selesai. “Dengan terkoneksinya jalan tol termaksud maka daya tarik Yogyakarta atau DIY sebagai kota MICE akan meningkat signifikan”, tegas Endro Wardoyo yang juga Pengurus KADIN DIY.

Daya tarik Kota Yogyakarta harus menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah (pusat dan daerah), pengelola/manajemen fasilitas MICE, serta pemangku kepentingan yang lain. “Asosiasi pengusaha seperti ASPERAPI, PHRI, GIPI harus bersinergi dan berkolaborasi untuk mempromosikan daya tarik MICE”, jelas Endro Wardoyo pada saat ditemui di Kantor JEC Yogyakarta.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *