JOGJA, iseijogja.org – Tim Pengabdian bagi Masyarakat (PbM) Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta melakukan salah satu betuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pada tahun 2025, pengabdian masyarakat yang dilakukan menggandeng mitra para perajin kayu yang berada di Desa Pengkol, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul .
Kepala Dukuh Geger dan juga pembina kelompok perajin mebel kayu, Sumarjo mengungkapkan sangat terbantu dengan adanya program PbM. Hasilnya, ia menunjukkan beberapa produk selama program berlangsung.
”Ini hasil kegiatan wirausaha kami dengan memanfaatkan bantuan peralatan produksi yang lebih modern, sehingga kami dapat menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang lebih cepat dan produk yang lebih halus pengerjaannya,” papar Sumarjo.
Tambahan Penghasilan
Samino, salah seorang perajin kayu juga berharap nantinya dapat memperoleh tambahan penghasilan dengan menjual hasil produksi yang lebih berkualitas dan lebih banyak jumlahnya.
”Saat ini kami juga sudah mulai mengerti bagaimana membuat catatan laporan keuangan yang lebih baik berkat pelatihan pembukuan yang telah kami terima,” tutur Samino.

Mereka juga mulai dapat mengenalkan produk hasil usaha secara online. Itu semua tidak terlepas dari bantuan berupa peralatan produksi dan juga pelatihan yang mereka terima dari tim dosen UPN.
Salah satu anggota Program PbM, Harry Budiharjo menjelaskan tim berusaha untuk membuat mitra menjadi memiliki semangat berwirausaha dengan berbekal bahan baku yang cukup melimpah berupa kayu Albasia di desa tersebut.
”Ada peluang besar untuk dapat mewujudkan impian warga bagi terbentuknya sebuah sentra kerajinan mebel kayu yang dapat berperan sebagai penggerak perekonomian warga desa. Tinggal bagaimana tekad keras mereka untuk semakin maju dan berani mengambil resiko,” jelas Harry.
Alat Baru
Harry mengungkapkan pemberian bantuan peralatan produksi yang baru, menggantikan dan juga melengkapi peralatan pertukangan yang sudah lama. Ia berharap peralatan tersebut mampu meningkatkan kuantitas maupun kualitas mebel kayu.
Ketua Program PbM, Artaningtyas menambahkan keberadaan tim pengabdian membuat anggota mitra semakin giat berwirausaha berbekal sumber daya yang mudah didapat di lingkungan sekitar.
Para perajin memperoleh manfaat sebagai langkah awal yang sangat penting untuk pengembangan produksi. Manfaat itu antara lain penguasaan metode pemasaran hasil produksi melalui media online.
”Mereka bisa memasarkan pada market place untuk hasil produksi mebel kayu. Perajin juga memperoleh sistem pencatatan keuangan yang akuntabel,” ujar Artaningtyas.
Harry berharap berharap agar program tersebut terus berlanjut dan menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi desa dan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warga desa.







