Yogyakarta, 11 Agustus 2025 – Auditorium UPN “Veteran” Yogyakarta dipenuhi semangat ribuan mahasiswa baru pada Sidang Terbuka Senat Pengenalan Kehidupan Bela Negara, Senin (11/8/2025). Acara akbar ini menjadi momentum awal pembentukan karakter 6.000 mahasiswa baru yang siap menapaki perjalanan akademik sekaligus mengemban nilai-nilai bela negara.
Pada sesi pembukaan, Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI G. Eko Sunarto, S.Pd., M.Si., menyampaikan pesan mendalam tentang makna hakiki bela negara. Ia menegaskan bahwa konsep bela negara bukanlah wacana baru yang sekadar menjadi slogan, melainkan lahir dari sejarah panjang perjuangan para pendiri bangsa yang rela mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia.
“Indonesia ada karena pendahulu kita memiliki hati nurani bela negara di dada. Mereka berjuang tanpa pamrih, bukan hanya demi kebebasan politik, tetapi demi kelangsungan hidup bangsa ini. Semangat ini tidak boleh berhenti di masa lalu. Harus kita wariskan dan tularkan kepada sesama, terutama generasi muda,” tegas Eko di hadapan ribuan mahasiswa baru.
Ia kemudian mengajak para mahasiswa untuk menyadari tantangan zaman yang semakin kompleks. Menurutnya, ancaman terhadap kedaulatan bangsa tidak lagi selalu hadir dalam bentuk agresi militer, melainkan datang dari berbagai lini kehidupan sehari-hari. “Radikalisme, penyalahgunaan narkoba, hingga kejahatan siber adalah ancaman nyata di depan mata kita. Semua ini bisa menghancurkan generasi bangsa tanpa perlu tembakan peluru,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta, Prof. Dr. M. Irhas Effendi, menegaskan bahwa UPN Veteran merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang menempatkan bela negara sebagai inti dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Kami memiliki peta jalan bela negara serta indikator sikap dan perilaku civitas akademika berbasis bela negara. Ini satu-satunya di Indonesia,” ungkapnya.
Rektor juga menyampaikan bahwa kampus menyediakan skema afirmasi bagi calon mahasiswa berprestasi di bidang bela negara. “Setelah diterima, mahasiswa akan mengikuti pelatihan bela negara agar memiliki karakter yang kuat,” tambahnya.
Acara ini dihadiri Staf Khusus Kementerian Pertahanan RI, Letkol TNI Tituler Deodatus Andreas Dedy Cahyadi Sundjoyo, atau yang lebih dikenal sebagai Dedy Corbuzier, serta jajaran pejabat Kementerian Pertahanan RI dan pimpinan universitas. Dalam sesi materi, Dedy Corbuzier menyampaikan perspektifnya mengenai ancaman baru terhadap bangsa yang tidak lagi berbentuk bom atau senjata, melainkan melalui perang opini, hoaks, dan pembodohan massal. “Kita dicuci otak lewat filter AI, framing opini, dan konten yang melemahkan logika. Karena itu, bela logika adalah modal penting untuk bela negara,” ujarnya.
Dedy menyoroti peran media sosial yang kini kerap digunakan sebagai sarana propaganda dan proxy war. “Belanda dulu menjajah lewat divide et impera. Jangan sampai kita dipecah belah oleh bangsa sendiri. Generasi muda harus menjaga kedaulatan dengan dedikasi, motivasi, dan potensi yang dimiliki,” pesannya.
Melalui kegiatan ini, UPN “Veteran” Yogyakarta menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi muda yang tangguh, kritis, dan berkarakter bela negara, siap menghadapi tantangan global di era digital.
Acara ini menjadi langkah awal mahasiswa baru untuk memahami peran strategis mereka sebagai generasi penerus bangsa di era digital. UPN “Veteran” Yogyakarta menegaskan bahwa pendidikan di kampus ini tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan ketahanan mental.
Dengan bekal nilai-nilai bela negara, diharapkan para mahasiswa mampu menjadi agen perubahan positif, berkontribusi dalam menjaga persatuan, menguatkan kedaulatan bangsa, serta menjawab tantangan global yang kian kompleks.
HKSN/Humas UPNVY