JOGJA, iseijogja.org – Beberapa tahun terakhir event olahraga lari intensitasnya meningkat dengan nyata. Event yang berskala internasional, nasional dan lokasi diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia. Beberapa even lari yang dikenal antara lain Borobudur Run, Malioboro Run, Prambanan Color Run dan Jogja QRIStimewa Run.
Lari pasti termasuk olahraga, namun beberapa pihak ada yang menyatakan bagian dari gaya hidup (life style). Lari sebagai gaya hidup berarti menjadikannya bagian rutin untuk kesehatan fisik dan mental, bukan hanya sekadar hobi. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut pendapat atau komentar dari Dian Ari Ani (Direktur Kepatuhan Bank BPD DIY) dan Aviliani (Ekonom Senior INDEF) yang sangat lekat dengan olahraga lari.
“Lari memang bukan hanya sekedar aktivitas olahraga untuk kebugaran tapi telah berkembang menjadi bagian dari gaya hidup modern”, ungkap Dian yang juga Bendahara KADIN DIY. Menurut Dian, fenomenanya saat ini hampir tiap akhir minggu (weekend) banyak event lari. Selanjutnya komunitas lari terus berkembang.
“Media sosial juga makin banyak yang menampilkan aktivitas lari”, jelas Dian yang juga Bendahara ISEI Cabang Yogyakarta. Tagar seperti #runstagram #runningcommunity #lariuntuksehat dan sebagainya jadi budaya visual. Hal tersebut menjadi simbol generasi muda yang mengutamakan kesehatan dan self care.
Menurut Dian, didalam komunitas lari, pelari tidak hanya mendapatkan identitas sosial, kebersamaan dan pertemanan yang mendukung, namun juga preferensi kesehatan (mental dan fisik). Aktivitas berlari telah menjadi semacam simbol produktivitas, disiplin, komitmen dan keseimbangan hidup (mengurangi stress, meningkatkan suasana hati alias hormon endorphin-nya meningkat. “Artinya lari telah ber-‘transformasi’ menjadi kebiasaan dan bagian dari gaya hidup sehat”, tegas Dian Ari Ani yang juga senang bersepeda.
“Kalau pada umumnya mungkin lari merupakan ngaya hidup”, jelas Aviliani yang juga Pengurus KADIN Indonesia. Bagi Aviliani, yang baru mulai lari pada usia 62 tahun dan sekarang telah berusia 65 tahun, berlari lebih untuk menjaga kesehatan. Olahraga lari sengaja dipilih oleh Aviliani karena komunitasnya banyak dan bisa dilakukan dimana saja.
“Dengan berlari saya ketemu dengan banyak teman dan dapat menambah lebih banyak pertemanan”, ujar Aviliani. Ekonom tersebut sudah banyak event yang telah diikuti, baik di dalam maupun di luar negeri. “Semakin banyak event yang diikuti, semakin banyak bertemu orang dan semakin banyak teman”, jelas Aviliani yang juga Komisaris Utama Independen PT. Allo Bank Indonesia, Tbk.
Dari beberapa referensi dinyatakan lari sebagai gaya hidup berarti menjadikan lari sebagai bagian terintegrasi dalam rutinitas harian, bukan hanya sebagai aktivitas olahraga yang dilakukan sesekali. Kondisi tersebut mencerminkan kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik dan mental, serta disiplin untuk mencapai tujuan kebugaran. Tren olahraga lari semakin populer, terutama di kalangan masyarakat urban, karena kesederhanaan dan efektivitasnya. Selamat berolah raga dan selamat berlari.







