Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Tim PkM FE-UMBY ajak pengelola Lembah Si Cangkring Studi Banding ke Semilir Food & Games

JOGJA, iseijogja.org – Lembah Si Cangkring yang merupakan pusat jajanan dan makanan jadul yang berlokasi di Tempel, Sleman membuka lapak hanya di hari Sabtu dan Minggu dan hari libur.

Narasumber, peserta dan pendamping studi banding

JOGJA, iseijogja.org – Lembah Si Cangkring yang merupakan pusat jajanan dan makanan jadul yang berlokasi di Tempel, Sleman membuka lapak hanya di hari Sabtu dan Minggu dan hari libur. Mereka menawarkan kuliner tradisional mulai dari bubur krecek, nasi bebek, nasi megono, soto, gudeg, pecel, jadah tempe, kue cucur, Gatot, tiwul, lopis, wajik, dan nasi wiwit dengan lauk suwiran ayam. Di hari Minggu, jam 06.00 WIB sudah buka, jam 08.00 WIB biasanya dagangan sudah habis. Para pedagang tidak berani menyediakan jumlah besar karena seringkali jumlah pembeli tidak dapat diprediksi.

Sebelum pandemi, Lembah Si Cangkring banyak dikunjungi masyarakat yang ingin menikmati aneka kuliner tradisional sambil menikmati suasana alam perdesaan di tepian sungai. Pandemi Covid-19 memaksa para pedagang di lokasi tersebut menutup dagangannya dan tempat tersebut juga tutup bagi pengunjung. Sempat ramai dikunjungi para pesepeda atau goweser ketika masa pandemi hampir usai, bahkan kala itu para pedagang kewalahan melayani pembeli.

Walaupun pandemi telah berlalu kondisi Lembah Si Cangkring belum pulih. Eko Putro Susilo sebagai ketua paguyuban Pasar Lembah Si Cangkring menyatakan bahwa di masa serba sulit seperti saat ini, ada kenaikan jumlah pembeli walaupun tidak sebanyak jumlah pembeli sebelum masa pandemi. Pak Eko menduga, imej “murah” kuliner jadul ini masih ada di hati masyarakat, khususnya warga di daerah tersebut.

PkM FE UMBY yang diketuai oleh Rina Dwiarti mengajak paguyuban pedagang Pasar Lembah Si Cangkring mengembangkan sisi lain Pasar Lembah Si Cangkring. Karena telah ada beberapa permainan tradisional di daerah tersebut, tim PkM FE UMBY yang beranggotakan Dorothea Wahyu Ariani, Djaelani Susanto, Shadrina Hazmi, dan Dwi Puji Ratnawati mengajak paguyuban tersebut untuk studi banding ke Semilir Food & Games yang berlokasi di Banguntapan Bantul. Studi banding dilakukan di hari Senin 18 Agustus 2025 dengan narasumber Bapak Taufik sebagai pengelola dan pemiliknya. Tujuan kegiatan ini Adalah untuk dapat lebih mengembangkan dan memajukan Lembah Si Cangkring sehingga berdampak positif bagi perkembangan perekonomian masyarakat setempat.

Berbagai hal dipelajari anggota paguyuban Lembah Si Cangkring yang mengikuti kegiatan ini (15 orang), mulai dari bagaimana mengelola para penjual makanan yang ada, pengelolaan keuntungan, pengelolaan tempat agar tetap bersih, rapi, dan indah, hingga bagaimana memasarkan Semilir Food & Games agar lebih dikenal masyarakat. Taufik menyampaikan bahwa yang paling penting adalah menentukan pasar sasaran dan menentukan kekhasan Lembah Si Cangkring. Kalau bisa, setiap hari buka lapak sehingga tidak mengecewakan pembeli, kata Taufik. Perlu ada sisi lain yang ditonjolkan terutama agar anak bisa bermain, orang tua bisa kulineran sambil menikmati suasana yang unik, lanjutnya. Untuk memviralkan Lembah Si Cangkring, boleh menggunakan influencer, tetapi harus disiapkan betul konsepnya agar sesuai yang kita harapkan.

Anggota paguyuban pedagang Pasar Lembah Si Cangkring semakin bersemangat untuk memajukan usahanya. Mereka yang pada umumnya mempunyai pekerjaan lain selain berdagang makanan dan jajanan tradisional akan berusaha untuk tetap berjualan dengan bekerjasama. Oleh karenanya paguyuban tersebut bertekad untuk lebih guyub dalam mengelola usaha kuliner mereka dan mencari cara agar bisa berjualan seminggu penuh dengan mengatur jadwal dan makanan yang akan mereka sajikan kepada pelanggan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *