Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Jaga Keberlangsungan Industri, API Jogja Tuan Rumah Konferensi Tekstil Dunia

JOGJA, iseijogja.org – Sebanyak 350 tamu yang berasal dari dalam dan luar negeri bakal mengikuti konferensi tekstil dunia di Yogyakarta. Mereka akan membahas berbagai isu penting industri tekstil dan kolaborasi untuk menjaga keberlangsungannya.

Kanan Kiri: Robby Kusumaharta (Penasehat API DIY), Suyatman Nainggolan (Ketua API DIY), Tim Apriyanto (Panitia ITMF/IAF Meeting 2025), Danang Girindrawardana (Sekretaris Eksekutif Pengurus Pusat API)

JOGJA, iseijogja.org – Sebanyak 350 tamu yang berasal dari dalam dan luar negeri bakal mengikuti konferensi tekstil dunia di Yogyakarta. Mereka akan membahas berbagai isu penting industri tekstil dan kolaborasi untuk menjaga keberlangsungannya.

Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY, Timothy Apriyanto menjelaskan kegiatan bertajuk ITMF Annual Conference & IAF World Fashion Convention 2025 berlangsung pada tanggal 24 – 25 Oktober, 2025.

”Kota ini terpilih karena memiliki kekuatan kekayaan warisan seni, kerajinan, dan kreativitasnya. Yogyakarta dikenal memiliki esensi industri tekstil dan fesyen yang mempertemukan tradisi dengan inovasi,” ungkap Tim, sapaan akrabnya.

Selain itu, Yogyakarta juga dikenal sebagai pusat produsen tekstil dan garmen yang maju berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian dari pemangku kepentingan.

Ia memaparkan, dunia tekstil dan garmen di Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan terkait dengan perkembangan global supply chain, ketegangan Trump war terkait tarif ekspor ke US dan masalah keberlangsungan industri padat karya dalam negeri.

Eskpor Tekstil

Selama ini, kapasitas ekspor tekstil dan garment Indonesia cukup besar, dengan nilai ekspor tekstil dan pakaian jadi mencapai US$ 2,95 miliar pada triwulan I-2024 dan bertumbuh lambat di triwulan pertama 2025.

Ekspor tekstil dan pakaian ke negara-negara Timur Tengah juga menunjukkan pertumbuhan dengan nilai ekspor mencapai US$ 753 juta atau sekitar 5,4 persen dari total ekspor TPT nasional.

Kecuali itu, DIY juga memiliki kinerja ekspor yang positif. Data BPS menunjukkan pada Februari 2025 mencapai
US$ 47,41 juta atau naik 9,21 persen dibanding Januari 2025.

Dibanding Februari 2024, nilai ekspor naik sebesar 17,50 persen. Ekspor Februari 2025 terbesar adalah ke Amerika Serikat sebesar US$ 18,50 juta, disusul Jerman sebesar US$ 6,58 juta, dan Jepang sebesar US$ 4,75 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 62,92 persen.

Ekspor ke Uni Eropa sebesar US$ 12,98 juta dan ASEAN sebesar US$1,35 juta. Barang-barang rajutan merupakan komoditas yang mengalami kenaikan terbesar pada Februari 2025 dibanding Januari 2025 sebesar US$ 4,33 juta.

Ajang Pembuktian

Sekretaris Jendral API, Danang Girindrawardana menegaskan kegiatan ITMF dan IAF merupakan tantangan persaingan dan kolaborasi kepentingan antar negara dalam menjaga keberlangsungan industri tekstil dan fesyen.

Negara-negara saat ini tidak berdiri sendiri tetapi menjadi bagian dari mata rantai produksi tekstil dan fesyen. Konferensi di Yogyakarta menjadi ajang pembuktian kolaborasi antar negara produsen tekstil dan fesyen.

Salah satu yang menarik dari acara konferensi internasional yakni menyatukan nilai-nilai budaya lokal di sektor tekstil dan fesyen agar sejajar dengan perkembangan teknologi dan kompetisi internasional.

Tim menambahkan perkembangan industri tekstil dan garmen di Indonesia harus diimbangi dengan visi menjaga keluhuran budaya sehingga nantinya tetap mampu berjalan seiring dengan perkembangan teknologi dan kompetisi di dunia internasional.

”Anggota API DIY siap bersaing di tingkat internasional, dengan semua dukungan dari pelaku industri tekstil dan fesyen,” ujarnya.

Kamis malam (23/10/2025) berlangsung welcome dinner bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X, dengan dihadiri seluruh tamu ITMF IAF. Sultan akan hadir menyambut seluruh tamu dari manca negara dan Indonesia di Hotel Ambarrukmo Yogyakarta.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *